Thursday, May 6, 2010

Menopause


GEJALA
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi.
Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal.
Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada wanita menopause adalah:
Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan.
Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit.
Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri.
Gejala psikis dan emosional (kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah) bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen.
Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung.
Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar).
Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser).
Peradangan kandung kemih atau vagina.
Osteoporosis (pengeroposan tulang).
Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang:
- kurus
- merokok
- mengkonsumsi alkohol secara berlebihan
- mengkonsumsi kortikosteroid
- memiliki asupan kalsium yang rendah
- jarang berolah raga.
Cedera ringan bisa menyebabkan fraktur (patah tulang). Fraktur paling sering terjadi pada tulang belakang, pinggul dan pergelangan tangan.
Penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunnya kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Estrogen bertanggungjawab terhadap pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Selama masa reproduktif, pembentukan lapisan rahim diikuti dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi.
Berkurangnya kadar estrogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Tetapi hormon androgenik yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal diubah menjadi estrogen dan kadang hal ini menyebabkan perdarahan pasca menopause.
Hal ini tidak perlu dirisaukan, tetapi karena perdarahan pasca menopause bisa merupakan petunjuk adanya suatu kelainan (termasuk kanker), maka dokter selalu memeriksa setiap perdarahan yang terjadi setelah menopause.



DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pada pemeriksaan Pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan vagina akibat perubahan kadar estrogen.
Pemeriksaan darah dan air kemih bisa digunakan untuk mengukur kadar estrogen, progestero serta estron dan estradiol plasma.

PENGOBATAN
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.

Berhubungan pada saat hamil


Terkadang keinginan hubungan seks itu tergantung dari mood atau situasi. Apakah kita sedang berada dalam tekanan atau tidak, atau mungkin sedang ada pikiran yang bisa membuat kita untuk tidak memikirkan seks. Tetapi pada saat keinginan itu datang terkadang sulit untuk menahannya dan sebaiknya kita tetap melakukannya bersama pasangan kita, namun bagaimana kalau pasangan kita sedang hamil?

Bila anda hamil bukan berarti anda tidak dapat melakukan hubungan seks lagi. Anda tetap dapat melakukan hubungan suami isteri selama anda hamil sembilan bulan kecuali tentu saja jika ada alasan secara medis dan atas saran dari dokter anda untuk tidak melakukan hubungan seks.

Tetapi pada saat kehamilan sudh semakin membesar makaa perut andapun akan semakin besar dan saat itu anda perlu melakukan dan mencari posisi seks yang nyaman buat anda saat melakukan hubungan seks ini.

BEBERAPA POSISI HUBUNGAN SEKS TERBAIK SELAMA KEHAMILAN:

• Posisi wanita diatas. Posisi ini yang paling nyaman untuk banyak ibu hamil terutama karena wanita hamil dapat mengontrol kedalaman penetrasi.

• Posisi duduk. Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan. Pria duduk dan wanita duduk diatasnya saling berhadapan atau membelakangi yang pria bila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengontrol kedalaman penetrasi.

• Posisi laki-laki diatas tetapi berbaring hanya separuh tubuh.

• Posisi berlutut atau berdiri.

Yang paling penting dari semua posisi seks selama kehamilan ini adalah jangan meletakkan berat badan anda ke perut ibu hamil selama hubungan seksual atau batasilah tekanan diperut ibu hamil.

Yang tetap harus anda ingat, bahwa hubungan seksual dapat menjdi salah satu bagian penting dalam pernyataan perasaan kasih saying, rasa aman dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan suami isteri. Tetapi jangan menjadikan hubungan seks memegang peranan paling berkuasa dalam keselarasan hubungan suami isteri. Anda tetap dapat menyatakan perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, ciuman, ataupun pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual. Yang terpenting mencoba untuk saling mengerti keinginan pasangan.

Menstruasi Normal wanita

Fisiologi Menstruasi

Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Siklus Menstruasi Normal

Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).  Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

  1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
  1. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
  1. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin

 

 Gambar 2. Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

  1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
  2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
  3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium :

  1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
  2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal:

  1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
  2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
  3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
  4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron
  5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
  6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
  7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi
  8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya



 

Hormon pada wanita


Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

Anatomi


ANATOMI SISTEM REPRODUKSI terdiri dari :
Dinding abdomen
• Kulit
• Lapisan lemak
• Fascia
• Otot (m. rektus abdominis, m. obliquus eksternus, m. obliquus internus, m. transversus abdominis)

Fungsi dinding abdomen:
• Mengecilkan rongga perut bersama diafragma
• Meningkatkan tekanan rongga perut fungsi persalinan

Dasar panggul
• Manusia berdiri dasar panggul mempunyai beban menahan semua beban khususnya rongga perut dan tekanan intra abdominal
• Beban ditahan oleh otot dan fascia akibat persalinan kendornya fascia dan otot prolapsus genitalis
• Pintu bawah panggul terdiri atas diafragma pelvis, diafragma urogenitale dan lapisan otot
• Diafragma pelvis terdiri dari:
• M. levator ani
• M. koksigeus keduanya membentuk mangkok

• Dibagian tengah depan membentuk hiatus genitalis urethra, vagina dan rektum
• Diafragma urogenitalis yg menutupi arkus pubis:
• M transversus perinei superficialis dan profundus didalamnya terdapat mrhabdospincter urethra
• Lapisan paling luar dibentuk oleh:
• M. bulbo kavernosus
• M. perinea transversa superficialis
• M. iskhiakavernosus
• M. sphincter ani eksternus

• Fungsi otot menahan rektum dan vagina turun kebawah.
• Semua otot tsb dipengaruhi syaraf motorik dapat dikejangkan aktif.

• Pelvis
• Symphisis pubis (menghubungkan kedua paruh tl pelvis)
• Articulatio sacroiliaca (menyatukan columna vertebralis dan tl pelvis)
• Pelvis major (batas-batas: dd abdomen anterior, ala ossis illi, vertebra lumbales. Ukuran jarak antara titik-titik tl pelvis ukuran pelvis)
• Pelvis minor {( batas-batas: promontorium ossis sacri, linea arcuata, eminentia pubica, tl pubis dan tepi atas symphysis pubica ( linea terminalis)}

ALAT GENITALIA
• Vulva
• Tempat muara sistim urogenital
• Mons pubis
jar. lemak tertutup kulit, letak diatas simfisis pubis.
• Labia mayora (dibawahnya adalah jaringan lemak, kel. keringat) kebelakang membentuk kommisura posterior dan perineum dapat robek saat melahirkan
• Medialnya labia minora ( kel keringat, tanpa lemak) kebelakang membentuk frenulum, kedepan membentuk preputium klitoridis, dibawahnya terdapat klitoris jar erektil.

• Vestibulum, dapat dilihat dengan memisahkan labia minora, terdapat 6 muara pada vestibulum:
 Meatus urethtra 2,5 cm dibawah klitoris.
 Dua ductus Skene bermuara 6mm ka/ki urethtra
 Ostium vagina (introitus vagina) terdapat hymen pada (gadis). sobek pada saat koitus. Sisa saat paska melahirkan disebut karunkula himenalis.
 Dua duktus gl. Bartholini sebesar kacang kapri, muara duktus diluar himen .mempertahankan genitalia eksterna tetap lembab.

• Glandula introital:
• Kelenjar Bartholini sekret musinosa alkalis berfs pelumas saat hubungan sexual
• Kel vestibularis: tersebar di seluruh vestibulum vagina

V A G I N A
• Penghubung genitalia eksterna dan interna (panjang 8-10 cm)
• Introitus tertutup himen, suatu lipatan selaput setempat. Pada gadis selaput dara masih utuh, umumnya hanya dapat dilalui jari kelingking jika tertutup sama sekali disebut himen imperforatus.
• Epithel vagina: sel skuamous berlapis. Tidak berkelenjar, tetapi dapat transdusasi
• Pada anak kecil epithel sangat tipis, mudah infeksi
• Mukosa vagina membentuk membentuk rugae lipatan kolumna rugarum
• Dibawah epithel vagina terdapat jaringan ikat, otot.
• Disebelah depan atas terdapat muara urethra sepanjang 2,5 – 4 cm.
• Bagian atas berbatasan dg vesica urinaria sampai forniks vagina anterior, jika kendor dan merosot terbentuk sistokele. Dinding belakang membentuk forniks posterior. Disamping kedua forniks membentuk forniks lateralis, jika kendor rektokele
• Struktur mikroskopis: Epithel skuamosa, Jar ikat vaskuler, Dinding otot, 2 lapisan serabut otot onvolunter (luar longitudinal, dalam sirkuler), Fascia

Fungsi vagina:
• Untuk masuknya spermatozoa
• Keluarnya darah menstruasi dan hasil konsepsi
• Membantu menopang uterus
• Membantu mencegah infeksi, terdapat media asam yang dihasilkan bacillus Doderlein mengubah glikogen menjadi asam laktat. pH normal vagina 3,8 – 4,5.

CERVIX
• Merupakan bagian uterus, struktur dan fungsi berbeda.
• Letak dibawah ishmus uteri yang meliputi ostium internum dan ostium eksternum. Ostium internum, dilatasi pada persalinan.
• Inkompetensi serviks, abortus spontan pada timester 2 kehamilan.
• Ukuran dewasa 2,5 cm (1/3 panjang seluruh uterus).

Struktur mikroskopis Cerviks:
• Endometrium
• Otot involunter bercampur jar ikat kolagen menyebabkan bersifat fibrosa (rata-rata otot 10% nya)
• Peritoneum menutup serviks diatas vagina.
• Pada portio vaginalis terdapat perubahan epithel skuamous ke kolumner squamous columner junction.

Fungsi serviks:
• Membantu mencegah infeksi kedalam uterus
• Dilatasi serviks saat proses persalinan

UTERUS
• Bentuk buah peer
• Ukuran 7 – 7,5 cm
• Terdiri atas:
• Korpus uteri (2/3 proksimal) didalamnya terdapat kavum uteri membuka keluar melalui kanalis servikalis. Serviks uteri di vagina disebut porsio uteri
• Antara korpus dan serviks adalah isthmus uteri (panjang 7 mm)
• Korpus uteri
• Kornu daerah insersi tuba Fallopii
• Fundus bagian uterus diatas dan diantara 2 kornu
• Cavum uteri (bentuk segi tiga)
• Serviks: 1/3 distal
• Korpus : serviks bayi 1: 2 dan pada dewasa 2:1Bagian atas korpus disebut fundus uteri tempat masuknya tuba Fallopii

Struktur mikroskopis:
• Dinding uterus tunika serosa (peritoneum), tunika muskularis dan endometrium
• Miometrium berlapis 3: longitudinal, sirkuler dan obliq yang saling beranyaman.
• Kavum uteri dilapisi selaput lendir kaya kelenjar endometrium
• Endometrium terdiri epithel kubik, kelenjar dan stroma kaya pembuluh darah.

UTERUS
• Posisi uterus anteversifleksio: serviks kedepan atas membentuk sudut dengan vagina, sedang korpus kearah depan dan membentuk sudut 20-30 derajat dengan serviks sebaliknya retroversifleksio
• Kedudukan uterus dalam pelvis ditentukan: Tonus otot rahim, Tonus ligamentum penyangga, Tonus otot dasar panggul

Ligamentum penyangga uterus:

• Ligamentum latum merupakan lipatan peritoneum kanan kiri uterus meluas sampai dinding panggul.
• Ruang antar lipatan berisi pembuluh darah, limfe dan ureter.
• Ligamentum rotundum kaudal insersi tuba-kanalis inguinalis
• Ligamentum infundibulo pelvikum terbentang dari infundibulum dan ovarium ke dd panggul
• Ligamentum kardinale setinggi osteum uteri internum dari serviks ke panggul
• Ligamentum sakrouterinum merupakan penebalan ligamentum kardinale menuju os sacrum
• Antara tuba dan ovarium terdapat lig.ovarii propium
• Pembuluh darah a uterina cabang a. hypogastrika melalui lig latum menuju uterus setinggi osteum uteri internum dan a ovarika cabang aorta abdominalis.

Fungsi uterus:

• Tempat implantasi paska fertilisasi
• Nutrisi hasil konsepsi
• Perkembangan dan pertumbuhan konsepsi
• Mengeluarkan hasil konsepsi
• Involusi paska kelahiran bayi

TUBA
• Panjang 11 – 14 cm
• Bagian yang ada pada fundus disebut pars interstisialis, lateralnya pars isthmika, lateralnya lagi pars ampularis yang mempunyai corong terbuka disebut infundibulum.
• Struktur mikroskopis tuba:
• Peritoneum
• Muskuler (longitudinal dan sirkuler)
• Mukosa epithel kubik, bersilia dan bersekresi.

• Tuba terbagi menjadi 4 bagian:
• Pars interstisialis (diantara otot rahim mulai osteum internum tubae)
• Pars isthmika tuba ( diameter paling sempit)
• Pars ampularis tuba (diameter paling luas)
• Pars infundibulum dengan ujung akhir fimbriae.

Fungsi tuba:
• Menangkap sel ovum
• Merupakan saluran spermatozoa
• Merupakan tempat konsepsi, pertumbuhan dan perkembangan konsepsi sampai blastula

OVARIUM
• Ukuran: seibu jari tangan (3X2X1 cm, beratnya 5-8 gr).
• Ovarium kerah uterus bergantung pada lig. Infundibulo pelvikum melekat pada lig. Latum melalui mesovarium
• Ovarium terdiri 2 bagian:
• Korteks ovarii: Mengandung follikel primordial, Berbagai fase pertumbuhan follikel, Terdapat korpus luteum dan albikans, Medull ovarii: Terdapat pembuluh darah, limfe dan syaraf
• Parametrium jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembaran lig latum

Yang paling (pesene dokter NONO)
• Yang paling jauh adalah masa lalu
• Yang paling dekat adalah kematian
• Yang paling ringan adalah berbohong
• Yang paling berat adalah melaksanakan amanah
• Yang paling besar adalah menahan hawa nafsu